Langsung ke konten utama

Postingan

Kontak mata pada anak dengan autisme

Kurangnya kontak mata atau menghindari kontak mata merupakan ciri khas umum pada anak-anak dengan autisme. Hal tersebut menjadi kendala dalam berkomunikasi karena anak menjadi kurang/tidak fokus pada obyek dan instruksi yang diberikan.  Sehingga anak cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar. Ada berbagai trik untuk mengarahkan kontak mata anak. Namun trik yang berhasil untuk seorang anak belum pasti berhasil juga untuk anak yang lain. Orangtua/pendamping  perlu kesabaran ekstra untuk mencoba trik berbeda dan mengulang terapi secara konsisten. Berikut beberapa saran untuk terapi dengan tujuan mengarahkan anak untuk melakukan kontak mata sewaktu menerima instruksi. Bila memberi sesuatu kepada anak, usahakan selalu meletakkan obyek pada posisi diantara kedua mata kita dan anak.  Begitu mulai ada kontak mata, segera instruksikan "LIHAT". Seterusnya bila memberikan sesuatu dan kelihatan ada kontak mata selalu instruksikan kata " LIHAT".  Harapann

Perilaku mengganggu pada anak dengan autisme

Perilaku mengganggu merupakan hambatan yang paling nyata dalam penanganan anak dengan autis terutama terkait sosialisasi dengan sekitarnya. Tantrum: marah sambil membenturkan kepala, berguling-guling sambil teriak, dll. Tidak mau memperhatikan. Tidak mau berpartisipasi/cuek. Tidak mau mengerjakan tugas/instruksi. Perilaku mengganggu kadang sulit diubah karena perilaku tersebut merupakan stimulasi/kegiatan yang sangat nyaman bagi si Anak. Kadang perilaku tersebut merupakan ungkapan ekspresi rasa senang, gembira, marah tetapi si anak tidak menyadari hal tersebut mengganggu orang lain. Penangangan perilaku mengganggu seringkali tidak terlalu diperhatikan karena umumnya lebih mementingkan bidang akademik dan bahasa yang memang diperlukan untuk syarat masuk sekolah umum. Selain itu ada persepsi keliru bahwa bila Anak sudah mampu bicara, perilaku mengganggu juga otomatis hilang. Tujuan terapi perilaku ini bukan sekedar kebahagiaan sejenak dengan membiarkan anak melaku

Layanan apa saja yang diberikan Pondok Anak Manis?

Jenis layanan Pondok Terapi Autisma Anak Manis Banjarmasin antara lain:  1. Terapi di Kelas:  Terapi dilaksanakan langsung oleh terapis di lokasi pondok terapi dimana satu anak, dilayani satu terapis dalam satu ruangan tersendiri. Kapasitas terapi kelas sangat terbatas dan penerimaan anak didik baru dilakukan apabila ada kapasitas yang kosong. Saat ini ada 15 orang terapis purna waktu di Pondok Anak Manis.  2. Terapi Online:  Terapi dilaksanakan oleh orang tua/pendamping di rumah dipandu dan diawasi oleh terapis berpengalaman dari Pondok Anak Manis. Terapi ini didukung oleh berbagai fasilitas online seperti kelas online, panduan terapi tertulis & visual, laporan terapi, serta evaluasi dan saran dari terapis. Kurikulum dan metode terapi yang digunakan sama dengan terapi di kelas. Terapis juga secara aktif memandu, mengevaluasi, dan memberikan masukan untuk mencapai kualitas terapi yang sama dengan terapi kelas. 3. Konsultasi Perkembangan Terapi: Layanan konsultasi diada

Tentang Terapi Online?

Terapi ABA untuk anak dengan autisme menyaratkan sistem one on one dimana satu anak dilayani oleh satu orang terapis. Keterbatasan terapis dan pondok terapi mengakibatkan banyak anak dengan autisme tidak tertangani dengan segera. Untuk mengatasi masalah keterbatasan terapis dan lokasi pondok terapi terlalu jauh dari domisili maka dikembangkan metode Terapi Online. Sehingga, semakin banyak anak dengan autisme dapat ditangani dengan segera. Terapi online menggunakan kurikulum dan teknik yang sama dengan terapi kelas namun dilaksanakan oleh orang tua/pendamping di rumah dipandu oleh terapis berpengalaman secara online. Di Pondok Anak Manis, secara umum terapi online dilaksanakan sebagai berikut: Berdasarkan kondisi masing-masing anak, terapis Pondok Anak Manis membuat rencana terapi secara personal. Secara bertahap orang tua/pendamping akan diberikan materi dan panduan untuk melakukan terapi di rumah. Setiap selesai sesi terapi, orang tua/pendamping melaporkan hasil dan catatan te

Metode terapi untuk anak autis

Ada berbagai metode terapi yang dikembangkan untuk menangani anak dengan autisme. Namun metode yang paling banyak digunakan dan memiliki bukti empiris perbaikan terhadap perkembangan anak adalah metode Applied Behavior Analysis (ABA)   dengan metode instruksional  Discrete Trial Training (DTT)   yang dikembangkan oleh Ivan Lovaas.  Metode terapi ini menggunakan  sistem One on One ( satu anak, satu terapi, satu ruang) sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak dan dilaksanakan secara Terstruktur dan Kontinu. Selain itu program terapi dilaksanakan secara berurutan sesuai rencana dalam program dan dilaksanakan juga secara berulang dengan waktu, durasi  dan tempat yang  tetap , untuk menjaga konsistensi anak. Tata laksana terapi pada umumnya meliputi beberapa aspek namun disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing anak, yaitu: Terapi Perilaku ( behavior therapy ) Terapi Wicara ( speech therapy ) Terapi Sensori ( sensory integration therapy ) Terapi Okupasi (

Mengapa anak autis perlu di terapi?

Autisme  adalah gangguan perkembangan yang muncul pada saat anak berusia kurang dari tiga tahun. Gangguan ini menyebabkan masalah pada perkembangan bahasa, kemampuan bermain, kognitif, fungsi sosial dan adaptif sehingga anak makin lama makin tertinggal dibandingkan anak-anak seusianya. Anak-anak penyandang autisma membutuhkan penanganan individual yang intensif agar mereka dapat belajar berbagai keterampilan yang akan mendukung perkembangan dan kemandirian dalam kehidupan mereka. Penekanannya adalah pada pelatihan komunikasi, ketrampilan konseptual dan akademik, serta ketrampilan bermain dan interaksi sosial. Orang tua yang menemukan terdapat ciri khas kecenderungan autisme pada anaknya, disarankan segera menemui dokter anak atau psikolog untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.   Semakin dini diagnosa dan terapi diberikan semakin baik.  Gabriel Mistral mengatakan: Many of thing we need can wait  The autistic children can not.  To them we can not say “tomorrow”.

Pondok Terapi Autisme Anak Manis Banjarmasin

Pondok Terapi Autisma "Anak Manis" Banjarmasin adalah yayasan sosial yang bergerak di bidang pendidikan/terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus yaitu anak dengan autisme. Berdiri sejak 23 Juli 2000, kami telah melayani banyak anak berkebutuhan khusus (700 anak sd 2019). Metode terapi yang digunakan adalah metode Applied Behavior Analysis (ABA) yang dikembangkan oleh Lovaas dimana terapi dilaksanakan dengan prinsip Satu Anak, Satu Terapis, dan Satu Ruangan . Tata laksana terapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi masing-masing anak. Kapasitas maksimal terapi kelas di Pondok Manis adalah 95 anak dengan 15 terapis purna waktu. Operasional pondok terapi adalah Senin - Jumat dan dibagi menjadi 5 sesi terapi. Durasi setiap sesi adalah 75 menit. Peserta didik dapat memilik f rekuensi terapi 3 atau 5 kali per minggu sesuai kebutuhan serta ketersediaan kapasitas.   Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas TERAPI di KELAS, tersedia juga TERAPI ONLINE dimana terapi dilaks

Prinsip Dasar Metode ABA

Disiplin diri sebagai dasar terapi yang terstruktur dan konsisten Kehangatan yang berdasarkan kasih sayang yang tulus, untuk menjaga kontak mata yang lama dan konsisten Tegas , tidak dapat ditawar-tawar anak Tanpa kekerasan dan tanpa marah/jengkel Beri prompt (bantuan, arahan) secara tegas tapi lembut Apresiasi anak dengan imbalan yang efektif sebagai motivasi agar selalu bergairah

Hal yang perlu diperhatikan untuk terapi di rumah

Agar terapi di rumah mencapai yang diharapkan, perhatikan beberapa hal berikut ini: Konsistensi perilaku dan respons di dalam dan diluar sesi terapi. Pemberian terapi harus terstruktur dan bersinambungan/kontinu. Jadwal terapi teratur pada hari dan waktu yang sama. Sebisa mungkin hindari melewatkan jadwal terapi. Tempat/ruangan terapi tidak berpindah-pindah. Jika memungkinkan, siapkan suatu ruangan khusus untuk terapi yang tidak dipakai untuk kegiatan lain. Ruangan sebaiknya tidak diisi terlalu banyak  barang dan jauhkan barang yang dapat mengganggu konsentrasi anak. Kondisikan seluruh penghuni rumah untuk memiliki satu visi dan mendukung proses terapi anak. Pergunakan hanya satu bahasa untuk komunikasi di dalam rumah, sebaiknya bahasa yang dipergunakan untuk bersosialiasi dengan lingkungan.

Pertanyaan Umum

Q: What is autism?   A: Autism, or autism spectrum disorder, refers to a broad range of conditions characterized by challenges with social skills, repetitive behaviors, speech and nonverbal communication, as well as by unique strengths and differences. We now know that there is not one autism but many types, caused by a combination of genetic and environmental influences. Q: How common is autism?   A: The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) estimates autism’s prevalence as 1 in 68 children in the United States. This includes 1 in 42 boys and 1 in 189 girls. Q: What causes autism?   A: We know that there’s no one cause of autism. Research suggests that autism often develops from a combination of genetic and nongenetic, or environmental, influences. These influences appear to increase the risk that a child will develop autism. However, it’s important to keep in mind that increased risk is not the same as cause. For example, some gene changes associated with autism ca

Tentang Penguat Perilaku (Reinforcement)

Reinforcement (Penguat Perilaku) adalah sesuatu yang bila diberikan setelah tingkah laku dilakukan, akan meningkatkan frekuensi timbulnya tingkah laku tersebut.  Sebaliknya, bila tidak diberikan lagi, maka tingkah laku tersebut akan makin jarang dilakukan atau tidak akan muncul lagi. Penguat perilaku merupakan salah satu aspek penting dalam proses terapi. Kita dapat menemukan reinforcement yang tepat dengan cara mengobservasi keseharian anak. Setiap benda dan kegiatan yang dipilih anak pada waktu luangnya dapat dijadikan reinforcement , termasuk pula bermain dengan orangtua, berjalan-jalan, dipeluk atau dibelai. Panduan dalam memberikan penguat perilaku (reinforcement): Reinforcement harus memiliki efek menguatkan tingkah laku. Pemberian reinforcement harus tergantung pada respon tingkah laku yang diberikan anak. Reinforcement harus hanya tersedia bila tingkah laku yang diinginkan muncul. Gunakan reinforcement yang beragam. Dengan memberikan berbagai macam reinforcement, k

Perayaan HUT RI ke-74 di Pondok Anak Manis

Perayaan HUT RI ke-74 di Pondok Anak Manis dimeriahkan dengan berbagai acara yang diikuti oleh anak didik dan terapis. Semua orang bergembira ikut serta dalam berbagai lomba seperti meronce, balap kuda, gempit balon dan lain-lain. Serta tidak lupa berfoto ria bersama. Berikut beberapa dokumentasi dari acara ini: 1. Lomba balap kuda 2. Lomba Gempit Balon 3. Lomba Meronce 4. Foto bersama

Ciri autisme pada anak

Kecenderungan autisme dapat diidentifikasi sejak anak masih bayi. Orang tua yang menemukan beberapa ciri dibawah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau psikolog untuk mendapatkan diagnosa yang lebih lengkap dan akurat.  Belum Mampu Berbicara Menghindari Kontak Mata Hiperaktif Tertawa Tanpa Sebab Yang Jelas Tidak Suka Dipeluk Suka Memutar Objek/Benda Suka Menyendiri Cuek Pada Suasana Sekitarnya Kesulitan Berinteraksi Dengan Orang Lain Ekolalia Atau Membeo Tidak Menyukai Perubahan Tidak Suka Tempat Ramai Memiliki Kelekatan Dengan Benda Tertentu Respon Yang Berlebihan Meminta Sesuatu Dengan Menarik Tangan Tidak Sensitif Terhadap Rasa Sakit Temper Tantrum / Menyakiti Diri Sendiri Perilaku Agresif Takut Pada Benda Atau Suara Tertentu Sangat Pandai Untuk Beberapa Hal Tertentu Punya Ingatan Tajam Terhadap Tempat / Jalan Bisa Membaca Tak Bisa Diajak Komunikasi Tak Mau Mendengar Cerita Nada Bicara Datar Menutup Telinga Bila Mendengar